1. Rasa Lelah yang Jauh Lebih Cepat dan Berat
Meskipun kelelahan adalah gejala umum pada semua kehamilan, Bunda yang hamil anak kedua sering kali merasakan tingkat kelelahan yang jauh lebih intens dan datang lebih cepat. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh lonjakan hormon progesteron, tetapi juga karena faktor tuntutan hidup yang nyata: Bunda tidak lagi memiliki waktu istirahat yang leluasa seperti saat hamil anak pertama. Energi Bunda terkuras untuk mengurus anak pertama, mengejar jadwal harian, dan mungkin sambil bekerja, sehingga kelelahan fisik terasa lebih menekan sejak trimester awal.
2. "Baby Bump" Terlihat Lebih Awal
Salah satu perbedaan fisik yang paling mencolok pada kehamilan kedua adalah perut yang mulai membesar dan terlihat menonjol lebih cepat. Pada kehamilan pertama, otot perut (rectus abdominis) dan rahim masih kencang dan belum pernah meregang secara maksimal, sehingga butuh waktu lebih lama hingga perut terlihat. Namun, pada kehamilan kedua, otot-otot perut dan ligamen sudah lebih longgar dan "mengalah" (berkurangnya muscle memory). Akibatnya, rahim yang mulai membesar akan mendorong perut ke depan lebih cepat, membuat baby bump (perut buncit) terlihat beberapa minggu lebih awal.
3. Gerakan Janin Dirasakan Lebih Cepat
Bagi ibu yang baru pertama kali hamil, gerakan janin (disebut quickening) sering disalahartikan sebagai gas atau kembung, dan baru benar-benar dikenali sekitar minggu ke-20 kehamilan. Sebaliknya, Bunda yang sudah memiliki pengalaman hamil anak kedua cenderung lebih peka dan tahu cara membedakan gerakan janin dengan gerakan usus. Ciri hamil anak kedua ini memungkinkan Bunda merasakan gerakan halus pertama janin, seperti kepakan sayap, jauh lebih awal, biasanya antara minggu ke-16 hingga ke-18 kehamilan.
4. Sakit Punggung dan Nyeri Panggul Lebih Intens

Nyeri punggung seringkali menjadi keluhan yang lebih parah pada kehamilan kedua. Hal ini terjadi karena hormon relaksin telah bekerja lebih efektif dalam melonggarkan ligamen panggul sejak kehamilan pertama. Dengan otot perut yang lebih lemah, ditambah dengan beban mengangkat dan menggendong anak pertama, pusat gravitasi tubuh bergeser lebih jauh ke depan, memberikan tekanan ekstra pada punggung bawah dan sendi panggul. Akibatnya, nyeri ligamen bundar (nyeri tajam di selangkangan) dan sakit punggung dapat muncul lebih cepat dan terasa lebih menyiksa.
5. Bentuk Perut Cenderung Terlihat Lebih Turun
Otot perut yang sudah longgar tidak hanya membuat perut lebih cepat terlihat, tetapi juga memungkinkan posisi janin cenderung lebih rendah di perut. Pada kehamilan pertama, janin sering kali "turun" (masuk ke panggul) menjelang persalinan. Pada kehamilan kedua, karena kurangnya dukungan otot, kepala bayi mungkin sudah berada di posisi rendah sejak trimester kedua atau awal trimester ketiga. Hal ini dapat mengurangi sesak napas yang sering terjadi pada kehamilan pertama, namun bisa meningkatkan tekanan pada kandung kemih, menyebabkan Bunda jadi lebih sering buang air kecil.
6. Kontraksi Palsu (Braxton Hicks) Lebih Sering Terjadi
Kontraksi palsu atau Braxton Hicks adalah pengencangan perut yang tidak teratur dan tidak menyakitkan. Pada kehamilan kedua, kontraksi ini cenderung muncul lebih sering dan terasa lebih kuat. Karena tubuh sudah "terlatih" dan rahim lebih responsif dari kehamilan sebelumnya, Bunda akan lebih mudah mengenali dan membedakan kontraksi ini dari kontraksi persalinan yang sesungguhnya. Namun, Bunda perlu memantau untuk memastikan kontraksi ini tidak menjadi teratur atau menyakitkan.
7. Perubahan Emosional yang Lebih Santai atau Justru Lebih Cemas
Secara psikologis, kehamilan kedua sering membawa rasa ketenangan dan kepercayaan diri yang lebih besar karena Bunda sudah memiliki peta pengalaman. Namun, di sisi lain, kecemasan juga dapat meningkat, bukan karena kehamilan itu sendiri, melainkan karena kekhawatiran tentang keseimbangan antara mengurus bayi baru dan perhatian terhadap anak pertama. Bunda mungkin merasa bersalah atau cemas tentang bagaimana kakak akan menerima kehadiran anggota keluarga baru.

Komentar (0)