Ini 5 Obat yang Dilarang untuk Ibu Hamil demi Keselamatan Janin

Ini 5 Obat yang Dilarang untuk Ibu Hamil demi Keselamatan Janin
Ini 5 Obat yang Dilarang untuk Ibu Hamil demi Keselamatan Janin

1. Isotretinoin dan Retinoid (Obat Jerawat)

Obat jerawat berat yang mengandung Isotretinoin atau turunan vitamin A dosis tinggi menempati peringkat teratas larangan bagi ibu hamil. Meskipun efektif mengatasi jerawat kistik, risiko teratogeniknya sangat fatal. Penggunaan singkat saja selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir parah, meliputi kelainan struktur wajah, kerusakan sistem saraf pusat seperti hidrosefalus (penumpukan cairan otak), hingga kelainan jantung bawaan. Karena bahayanya yang ekstrem, dokter kulit biasanya mewajibkan tes kehamilan negatif sebelum meresepkannya, sebab dampaknya tidak dapat ditoleransi oleh janin sama sekali.

2. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID)

NSAID seperti Ibuprofen, Aspirin, dan Naproxen sering menjadi andalan pereda nyeri. Namun, penggunaannya pada trimester ketiga membawa risiko signifikan. Obat ini dapat memicu penutupan dini ductus arteriosus (pembuluh darah jantung janin) yang membebani paru-paru bayi, serta mengurangi volume air ketuban yang vital bagi pergerakan dan pertumbuhan janin. Selain itu, risiko pendarahan saat persalinan juga meningkat. Sebagai alternatif yang jauh lebih aman untuk meredakan nyeri atau demam, dokter umumnya lebih menyarankan penggunaan Paracetamol.

3. ACE Inhibitors dan ARBs (Obat Hipertensi)

Ini 5 Obat yang Dilarang untuk Ibu Hamil demi Keselamatan Janin - globumil

Pengelolaan hipertensi saat hamil memerlukan kehati-hatian ekstra. Golongan ACE Inhibitors (contoh: Captopril, Lisinopril) dan ARBs sangat berbahaya karena dapat merusak ginjal janin yang sedang berkembang. Kerusakan ginjal ini bisa bersifat permanen, menyebabkan berkurangnya produksi urine bayi yang berujung pada keringnya air ketuban. Dampak lanjutannya meliputi hambatan pertumbuhan intrauterin hingga kematian janin. Jika ibu hamil menderita hipertensi, dokter akan segera mengganti obat ini dengan antihipertensi lain yang terbukti aman, seperti Metildopa atau Labetalol.

4. Antibiotik Golongan Tetrasiklin

Pemilihan antibiotik saat hamil tidak boleh sembarangan. Golongan Tetrasiklin (termasuk Doksisiklin) wajib dihindari karena mampu menembus plasenta dan berikatan kuat dengan kalsium janin. Jika dikonsumsi setelah bulan keempat, obat ini menyebabkan perubahan warna gigi bayi menjadi kuning atau abu-abu permanen yang tidak bisa dipulihkan. Lebih buruk lagi, obat ini dapat menghambat pertumbuhan tulang dan menyebabkan deformitas kerangka. Untuk mengatasi infeksi bakteri, dokter biasanya memilih golongan Penisilin atau Sefalosporin yang memiliki profil keamanan lebih baik.

5. Warfarin (Pengencer Darah)

Warfarin, obat antikoagulan untuk masalah jantung, memiliki molekul kecil yang mudah menembus plasenta. Paparannya berisiko memicu sindrom Fetal Warfarin, yang mencakup cacat fisik seperti hipoplasia hidung (hidung tidak berkembang), kelainan mata, dan keterbelakangan mental. Risiko pendarahan internal pada janin juga meningkat drastis. Bagi ibu hamil yang memerlukan terapi pengencer darah, dokter akan mengganti Warfarin dengan Heparin berat molekul rendah (LMWH) suntik, yang molekulnya terlalu besar untuk menembus plasenta sehingga aman bagi bayi.

KehamilanKesehatanGlobumil
Dipublikasikan:
Kategori: Kehamilan
Penulis:
Globumil

Komentar (0)

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!

Berikan Komentar