Berikut adalah empat penyakit utama yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein pada bayi:
1. Kwashiorkor (Kekurangan Protein Dominan)
Kwashiorkor adalah jenis malnutrisi yang terjadi ketika asupan protein sangat kurang, meskipun asupan kalori (karbohidrat dan lemak) mungkin masih ada. Penyakit ini seringkali menyerang anak usia 1–3 tahun setelah mereka disapih dan beralih ke diet rendah protein.
- Tanda Khas: Ciri paling mencolok dari Kwashiorkor adalah edema (pembengkakan) pada wajah, tangan, dan kaki. Pembengkakan ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh menghasilkan protein plasma yang cukup, terutama albumin, sehingga cairan menumpuk di jaringan.
2. Marasmus (Kekurangan Kalori dan Protein Parah)
Marasmus adalah bentuk malnutrisi yang paling parah, ditandai dengan kekurangan ekstrem pada kedua asupan kalori dan protein. Kondisi ini sering disebabkan oleh kelaparan atau kegagalan pemberian ASI dan makanan pendamping yang adekuat, umumnya terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun.
- Tanda Khas: Ciri utama Marasmus adalah penurunan berat badan yang sangat drastis hingga terlihat kurus kering (wasting). Bayi tampak seperti tengkorak yang hanya dibalut kulit, dengan wajah yang terlihat tua (old man's face) dan tulang rusuk yang menonjol jelas.
3. Marasmic-Kwashiorkor (Kombinasi Parah)
Marasmic-Kwashiorkor adalah kondisi di mana bayi menunjukkan gabungan gejala dari Marasmus dan Kwashiorkor. Ini adalah bentuk Malnutrisi Protein-Energi yang paling kompleks dan mengancam jiwa.
- Tanda Khas: Bayi akan mengalami penurunan berat badan yang signifikan (seperti Marasmus) namun juga menunjukkan edema pada tubuh (seperti Kwashiorkor). Ini mengindikasikan bahwa bayi mengalami kekurangan kalori dan protein yang sangat parah, tetapi dengan kekurangan protein yang lebih akut belakangan.
4. Gagal Tumbuh (Stunting dan Wasting)

Meskipun stunting dan wasting adalah kategori hasil dari malnutrisi, kondisi ini merupakan manifestasi jangka panjang dan jangka pendek dari kekurangan kalori dan protein yang kronis pada bayi.
- Stunting (Kerdil): Merupakan kegagalan pertumbuhan tinggi badan yang diukur berdasarkan usia (TB/U). Stunting terjadi akibat kekurangan nutrisi yang kronis atau berkepanjangan sejak masa kehamilan hingga usia 2 tahun. Kekurangan protein dan mikronutrien esensial menghambat pertumbuhan tulang dan sel secara permanen.
Maka kecukupan nutrisi selama masa kehamilan merupakan faktor penting dalam menunjang kesehatan maternal dan perkembangan janin. Globumil, sebagai suplemen yang diformulasikan khusus bagi ibu hamil, menyediakan rangkaian vitamin dan mineral esensial untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Penggunaan suplemen ini berpotensi membantu menjaga kestabilan kehamilan dan meminimalkan risiko komplikasi.
Mengapa Memilih Globumil?
Globumil adalah suplemen lengkap yang diformulasikan khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil. Kandungan kalsium di dalamnya membantu menjaga kekuatan tulang ibu sekaligus mendukung perkembangan tulang janin. Asam folat berperan penting mencegah cacat tabung saraf, sementara yodium mendukung perkembangan otak dan fungsi tiroid yang sehat. Zat besi membantu mencegah anemia dan menjaga energi ibu, ditambah vitamin B1, B6, dan B12 yang memperkuat fungsi saraf serta metabolisme. Vitamin C dan D memperkuat imun dan membantu penyerapan kalsium, sedangkan zink menjaga daya tahan tubuh ibu dan mempercepat penyembuhan. Globumil juga mengandung biotin untuk menjaga kesehatan kulit, rambut, dan kuku, serta DHA powder yang penting untuk perkembangan otak dan mata janin.
Keseluruhan kandungan ini menjadikan Globumil pilihan tepat bagi ibu hamil yang membutuhkan nutrisi lengkap dalam satu suplemen. Dengan formula yang teruji, Globumil membantu mencegah komplikasi kehamilan seperti anemia dan gangguan perkembangan janin, sekaligus menjaga kondisi tubuh ibu tetap sehat.

Komentar (0)